Categories: wisata

Taman Dirgantara dan Dayu Park Dibuka, Tiket Rp5.000

Wisata Karanganyar bertambah dengan peresmian Taman Dirgantara dan Museum Dayu Park.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar resmi membuka Taman Wisata Edukasi Dirgantara (Edupark) Karanganyar dan Museum Purbakala Dayu Park, Selasa (14/7/2015).


Pemkab memasang harga tiket masuk ke Taman Wisata Edukasi Dirgantara (Edupark) Karanganyar dan Museum Purbakala Dayu Park Rp5.000 per orang.

Kepala Pengelola Kolam Renang Intan Pari, Suroso, menuturkan pengelolaan Taman Wisata Edukasi Dirgantara (Edupark) Karanganyar berada di bawah Kolam Renang Intan Pari.

“Makanya, harga tiket Rp5.000 itu sudah termasuk berenang di Kolam Renang Intan Pari. Rp4.000 untuk berenang dan Rp1.000 untuk melihat pesawat. Ada pintu penghubung dari kolam renang ke Edupark,” kata Suroso saat ditemui wartawan di kompleks Edupark Karanganyar, Senin (13/7/2015).

Menurut Suroso pengelolaan Edupark bergabung dengan kolam renang Intan Pari hingga akhir 2015 atau selama enam bulan.

“Sembari menunggu payung hukum atau Perda. Tarif itu [Rp5.000] bisa terusan [untuk dua wahana] maupun memilih salah satu. Ini masih tarif promosi. Loketnya pindah ke kompleks Edupark,” ujar dia.

Pantauan solopos.com, Senin, sejumlah pekerja masih membereskan bagian pesawat. Selain belum ada taman dan air mancur, halaman depan kompleks Edupark pun belum diratakan.

“Ya, kami hanya ingin memanfaatkan momen libur Lebaran,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karanganyar, Tarsa, saat ditemui wartawan di kompleks Edupark.

Kompleks Edupark juga belum mendapat aliran listrik. Padahal kompleks Edupark membutuhkan listrik 11.000 watt untuk menerangi seluruh kompleks Edupark, dan lain-lain.

“Kami akan koordinasi dengan PLN untuk pengadaan trafo. Belum sinkron antara PLN dan lain-lain,” ujar dia.

Sementara itu, Pemkab juga akan membuka secara resmi Museum Purbakala Dayu Park di Kecamatan Gondangrejo. Pemkab sudah melengkapi sejumlah fasilitas, seperti kamar mandi, parkir, dan lain-lain.

“Parkir di sepanjang jalan nanti diatur masyarakat dan karang taruna. Secara geografis medan juga kurang mendukung makanya sulit cari tempat yang longgar. Tetapi, kami serahkan ke pihak desa,” kata Tarsa.– Sri Sumi

Sumber: Madiun Pos, Selasa, 14/7/2015

Posted from WordPress for Android

Redaksi

staf redaksi sukuh.com

Recent Posts

Pabongan Orchid, Berbisnis Cantiknya Anggrek di Lereng Lawu

Menurut Badan Pusat Statistik, anggrek adalah komoditi andalan sektor florikultur atau tanaman hias. Tanaman ini…

12 months ago

Inilah Jenis Anggrek Alam yang Paling Banyak Tumbuh di Lereng Gunung Lawu

Dilihat dari aspek ekonomi anggrek merupakan tumbuhan dengan nilai estetika tinggi yang menarik orang untuk…

2 years ago

Pordjo Abdul Ghani, Trah Berpengaruh di Lereng Barat Gunung Lawu

Tanah lereng Gunung Lawu bagian barat adalah tempat lahirnya komunitas-komunitas besar yang kalau ditelusuri hingga…

2 years ago

Dikotomi Lor Kali – Kidul Kali: Antara Mitos dan Realitas

Ketika suatu wilayah dilintasi sebuah sungai atau kali maka akan terjadi pembelahan wilayah tersebut menjadi…

2 years ago

Jalak Gading, Burung Pemandu Jalan Pendaki Gunung Lawu

Pengelola wahana wisata Cemoro Kandang Park, Anis Susilowati memamerkan foto seekor burung kepada kolega dan…

3 years ago

Dari Inkubasi Bisnis Sampai Bukit Paralayang Segorogunung

Di Desa Segorogunung, transformasi pemberdayaan masyarakat desa dan mengkaitkannya dengan pengembangan wisata desa dilakukan secara…

3 years ago