Categories: Kebijakan pariwisata

Pengembangan Pariwisata Harus Berkeadilan dan Berkelanjutan

Pembangunan kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, pariwisata hendaknya merangkul prinsip-prinsip berkelanjutan dengan menghargai daya dukung lingkungan (carrying capacity), tanggungjawab sosial dan kesatuan aktifitas pariwisata dengan keinginan penduduk lokal.

Demikian diungkapkan Edhie Baskoro Yudhoyono anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ketika menjawab pertanyaan tim penguji saat sidang promosi Doktor di Sekolah Bisnis IPB University Bogor secara virtual, Kamis (10/6/2021).

Di depan tim penguji diantaranya Roy Sambel, Hermanto Siregar, Noer Azam Achsani, dan Tony Irawan, Edhie memaparkan disertasinya yang berjudul “Strategi Pembiayaan dan Investasi untuk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang Berkelanjutan dan Inklusif”. Objek penelitian ini berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilakukan sejak Oktober 2020.

Penelitian dilakukan dengan melakukan survei lapangan dengan purposive sampling terhadap 221 usaha dan FGD secara langsung dan virtual dengan para pakar sebanyak 12 orang. Prosedur, metode dan analisis data mengahasilkan tujuan pertama pemetaan dan kendala usaha. Kedua, analisis kinerja keuangan. Ketiga, determinan pendapatan usaha.

Strategi pengembangan pariwisata di Labuan Bajo yang terpadu dan berkelanjutan serta inklusif dapat menggunakan dana investasi. Meskipun Labuhan Bajo merupakan salah satu wisata super prioritas yang memiliki keindahan alam, namun tingkat kemiskinan relatif tinggi dan pembiayaan dan investasi yang masih terbatas. Kawasan wisata Labuan Bajo yang inklusif dapat dicapai melalui peningkatan investasi, tidak hanya mengandalkan pembiayaan pemerintah melalui APBD dan APBN, namun merupakan kolaborasi antara pemerintah, swasta, Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha (KPBU), bank dan non bank.

Edhie memberikan solusi terhadap pengembangan pariwisata dengan strategi 5 (lima) jalur yang merupakan pengembangan dari strategi 4 (empat) jalur yang terdiri dari pro growth, pro job, pro poor, dan pro-environment yang merupakan pemikiran dan kebijakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam periode kepemimpinannya.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang cepat, maka strategi ini ditambahkan strategi jalur yang ke-5 yaitu pro technology. Strategi ini diterapkan dalam model ekosistem pariwisata terpadu agar meningkatkan permintaan barang dan jasa pada sektor pariwisata dan sektor-sektor lainnya yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja serta mengurangi kemiskinan daerah lokasi pariwisata dengan pemanfaatan TIK dalam peningkatan kinerja pariwisata serta mendorong pembangunan yang lebih ramah lingkungan.

Ekosistem bisnis pariwisata harus dapat dipahami dengan baik agar dapat mengalokasikan sumber daya tepat sasaran dengan memilih prioritas yang dikembangkan terlebih dahulu di dalam pariwisata. Pariwisata akan berkontribusi maksimal pada perekonomian negara, bila dikembangkan secara berencana dan terpadu, serta diperlukan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan.

Pariwisata terpadu harus mengoptimalkan sumber daya lokal, kegiatan, produk, industri produksi dan jasa, dan masyarakat lokal yang partisipatif sebagai upaya untuk memadukan pembangunan dan pengelolaan daya tarik wisata, fasilitas pariwisata dan fasilitas ekonomi lainnya di dalam satu kawasan sebagai sebuah destinasi pariwisata

Pemilihan disertasi dengan topik pengembangan pariwisata terpadu ini disebabkan oleh belum adanya studi yang secara khusus mengkaji strategi pembiayaan dan investasi untuk pengembangan pariwisata terpadu, inklusif, dan berkelanjutan, terutama strategi yang berbasis pada data-data empiris dan pemodelan statistik.

Tujuan penyusunan disertasi ini adalah, pertama, mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan memetakan kendala yang dihadapi jenis usaha. Kedua, menganalisis kinerja keuangan para pelaku usaha. Ketiga, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan pelaku usaha. Keempat, menganalisis estimasi dampak pariwisata terhadap perekonomian dan kesejahteraan. Dan kelima, merumuskan strategi pembiayaan dan investasi yang sesuai untuk pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif di Kawasan Pariwisata Labuan Bajo.

Untuk memastikan hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan, beberapa data juga diambil dari beberapa instansi resmi pemerintah di tingkat pusat maupun daerah.

Ketua Komisi Pembimbing sekaligus Ketua Sidang Promosi Doktor Herman Siregar menyampaikan, Promovendus telah membuat disertasi yang komprehensif dengan mencakup berbagai aspek di antaranya bisnis, finansial, kelembagaan, hingga kebijakan.

Sebelumnya Edhie, meraih gelar Bachelor of Commerce in Finance and E-Commerce di Curtin University, Perth, Australia tahun 2005. Kemudian, melanjutkan studinya dan meraih gelar Master of Science in International Political Economic tahun 2007 di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura.

Salah satu publikasi jurnal terkait dengan disertasi ini:

Redaksi

staf redaksi sukuh.com

Recent Posts

Pabongan Orchid, Berbisnis Cantiknya Anggrek di Lereng Lawu

Menurut Badan Pusat Statistik, anggrek adalah komoditi andalan sektor florikultur atau tanaman hias. Tanaman ini…

12 months ago

Inilah Jenis Anggrek Alam yang Paling Banyak Tumbuh di Lereng Gunung Lawu

Dilihat dari aspek ekonomi anggrek merupakan tumbuhan dengan nilai estetika tinggi yang menarik orang untuk…

2 years ago

Pordjo Abdul Ghani, Trah Berpengaruh di Lereng Barat Gunung Lawu

Tanah lereng Gunung Lawu bagian barat adalah tempat lahirnya komunitas-komunitas besar yang kalau ditelusuri hingga…

2 years ago

Dikotomi Lor Kali – Kidul Kali: Antara Mitos dan Realitas

Ketika suatu wilayah dilintasi sebuah sungai atau kali maka akan terjadi pembelahan wilayah tersebut menjadi…

2 years ago

Jalak Gading, Burung Pemandu Jalan Pendaki Gunung Lawu

Pengelola wahana wisata Cemoro Kandang Park, Anis Susilowati memamerkan foto seekor burung kepada kolega dan…

3 years ago

Dari Inkubasi Bisnis Sampai Bukit Paralayang Segorogunung

Di Desa Segorogunung, transformasi pemberdayaan masyarakat desa dan mengkaitkannya dengan pengembangan wisata desa dilakukan secara…

3 years ago