Selama ini, dunia pariwisata selalu mengejar target wisatawan berdasarkan jumlah kuantitas kunjungan. Bermacam-macam usaha digenjot untuk memenuhi target kedatangan wisatawan ke destinasi wisata. Hanya saja berdasarkan evaluasi, banyaknya wisatawan berkunjung tidak menguntungkan secara ekonomi dan menyejahterakan bagi masyarakat sekitar.
Stigma mengejar target kunjungan wisatawan perlu dibenahi. Kunjungan wisatawan kini harus diimbangi dengan memikirkan cara membuat mereka lebih nyaman dan aman saat berada di destinasi wisata. Dengan membuat mereka betah berada di tempat wisata maka akan ada aktivitas ekonomi yang berlangsung di sana.
“Selama ini, pertumbuhan wisatawan di Jateng sebesar 20 persen untuk wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara 30 persen. Sementara target wisatawan angka 1,2 juta di Jateng pada 2019. Tidak penting kalau tak menggerakan roda ekonomi yang dapat membuat masyarakat sekitar lebih sejahtera. Jadi, kalau wisawatan berkunjung dan menetap maka akan terjadi kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Misalnya mereka akan mengeluarkan uangnya untuk berbelanja atau menginap lebih lama,” ujar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Urip Shihabudin, saat melaunching Festival Karimunjawa (FKJ) 2018 dan Goes to Sail 2019, di alun-alun Karimunjawa, baru-baru ini.
Potensi Unggulan
“Dua even pagelaran seni yang menjadi unggulan yakni Haul Sunan Nyamplungan dan Barikan Kubro. Bahkan Barikan Kubro pernah diusulkan dalam kalender even nasional. Kami memang tengah mendorong penyelenggaraan FKJ karena sebelumnya tidak pernah ada even yang bisa ditawarkan untuk tingkat nasional maupun internasional di Karimunjawa. Berbeda halnya dengan Borobudur dan Dieng, yang telah kaya akan even seni dan budaya. Kemenpar RI memang tengah menjaring even-even mana saja yang layak untuk dipromosikan ke tingkat internasional,” papar dia.
Camat Karimunjawa, Muhtasin, saat membacakan sambutan Bupati Jepara, Ahmad Marzuki, mengungkapkan, selama ini Karimunjawa lebih mengutamakan destinasi wisata dengan potensi unggulan pada wisata bahari. Hal yang perlu dilakukan, fokus dalam mengelola dan mengembangkan konservasi dan infrastruktur pariwisata.
“Pembenahan atau pengembangan jalan, sarana dan prasarana, promosi, kerjasama dengan swasta, dan pemberdayaan masyarakat. Pemkab Jepara telah menganggarkan Rp 15,5 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan. Selain itu APBD juga dikucurkan sebesar Rp 55,5 miliar untuk pengembangan wisata di Karimunjawa. Tentunya ini akan dapat berkembang jika didukung Pemprov Jateng,” ungkap dia.
Menurutnya, selama ini pencapaian lama tinggal wisatawan di Karimunjawa masih 0,09 persen. Rata-rata hanya 2-3 hari. Kendala lain yaitu infrastruktur jalan masih belum baik secara keseluruhan di Karimunjawa. “Even parisiwata harus diselenggarakan dengan tenaga profesional, promosi bersama, serta melibatkan peran serta swasta. Diharapkan dapat tercipta roda ekonomi berputar dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,” terang dia.
(Muhammad Arif Prayoga/CN26/SM Network)
Sumber:suaramerdeka.com Tue, 02 Oct 2018
Menurut Badan Pusat Statistik, anggrek adalah komoditi andalan sektor florikultur atau tanaman hias. Tanaman ini…
Dilihat dari aspek ekonomi anggrek merupakan tumbuhan dengan nilai estetika tinggi yang menarik orang untuk…
Tanah lereng Gunung Lawu bagian barat adalah tempat lahirnya komunitas-komunitas besar yang kalau ditelusuri hingga…
Ketika suatu wilayah dilintasi sebuah sungai atau kali maka akan terjadi pembelahan wilayah tersebut menjadi…
Pengelola wahana wisata Cemoro Kandang Park, Anis Susilowati memamerkan foto seekor burung kepada kolega dan…
Di Desa Segorogunung, transformasi pemberdayaan masyarakat desa dan mengkaitkannya dengan pengembangan wisata desa dilakukan secara…