Sebelum Anda bepergian ke suatu daerah atau suatu negeri ada baiknya Anda mempelajari terlebih dahulu berbagai adat istiadat yang dianut oleh masyarakat daerah atau negeri yang hendak Anda kunjungi. Hal ini perlu agar Anda bisa menyesuaikan diri dan yang lebih penting untuk menghindari melakukan kekeliruan dalam berinterkasi dengan warga setempat. Demikian pula sebelum anda berwisata atau sekedar bertamu ke kawasan Lereng Lawu sebelah barat tidak ada salahnya Anda mengenal beberapa adat istiadat yang berlaku di sana.
Masyarakat yang tinggal di dusun-dusun seantero Lereng Lawu bagian barat sebenarnya merupakan bagian dari masyarakat Jawa. Hal ini tak lepas dari pengaruh dua kerajaan Jawa Kasunanan dan Mangkunegaran yang berpusat di kota Surakarta yang secara geografis masih berdekatan dengan daerah Lereng Barat Gunung Lawu. Selain terpengaruh oleh kedua kerajaan adat istiadat Jawa juga mengacu pada apa yang termaktub di literatur Jawa klasik yang banyak dikenal orang, yaitu kitab Primbon. Sehingga berbagai adat istiadat serta kebiasaan yang dipraktekkan di daerah ini sudah tentu merupakan adat istiadat masyarakat Jawa secara umum. Namun demikian terdapat beberapa hal yang bersifat lokal. Yaitu beberapa kebiasaan yang hanya dikenal dan dipraktekkan di daerah ini saja dan tidak akan Anda jumpai di lingkungan masyarakat Jawa di daerah lain. Jadi ada semacam adat istiadat Jawa versi Lereng Lawu.
Berbagai kebiasaan masyarakat lokal ini muncul berdasarkan sifat peka atau menganggap lebih penting suatu hal dibanding di daerah lain. Ada yang menyebut fenomena ini dengan ilmu titen, yaitu semacam nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat yang bersumber dari pengamatan atas kejadian yang terus berulang hingga lama-kelamaan menjadi mitos. Walhasil mitos-mitos tadi seolah-olah hidup secara nyata. Orang tua—yaitu kakek nenek— selalu menanamkan mitos tersebut kepada anak turun mereka sebagai nilai-nilai yang wajib dipraktekkan.
Kebanyakan mitos itu berupa larangan, pantangan atau pamali. Ada juga beberapa larangan karena alasan sopan santun yang merupakan adat istiadat ketimuran secara umum. Sering dikenal dengan istilah La Politesse Orientale. Berikut sejumlah fenomena mitos/pamali yang ada di daerah ini.
Sudah barang tentu tidak hanya ada 10 item larangan. Masih banyak lagi yang lain. Sebagai sekedar pengenalan bagi Anda tulisan ini hanya mengangkat 10 larangan yang berlaku umum. Karena banyak larangan yang lain yang secara khusus ditujukan untuk kelompok-kelompok khusus seperti wanita yang sedang hamil, para gadis dll. Semoga bermanfaat.
Mohammad.maksum@mail.ru
Menurut Badan Pusat Statistik, anggrek adalah komoditi andalan sektor florikultur atau tanaman hias. Tanaman ini…
Dilihat dari aspek ekonomi anggrek merupakan tumbuhan dengan nilai estetika tinggi yang menarik orang untuk…
Tanah lereng Gunung Lawu bagian barat adalah tempat lahirnya komunitas-komunitas besar yang kalau ditelusuri hingga…
Ketika suatu wilayah dilintasi sebuah sungai atau kali maka akan terjadi pembelahan wilayah tersebut menjadi…
Pengelola wahana wisata Cemoro Kandang Park, Anis Susilowati memamerkan foto seekor burung kepada kolega dan…
Di Desa Segorogunung, transformasi pemberdayaan masyarakat desa dan mengkaitkannya dengan pengembangan wisata desa dilakukan secara…