Categories: Pemerintahan

Digitalisasi Desa Wisata Kemuning

Desa Kemuning terpilih menjadi pilot proyek Smart Village Nusantara. Dampaknya, wisata desa kini telah terdigitalisasi.

Sumber: Smart Village Nusantara

Perusahaan plat merah, PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom), telah meluncurkan proyek Smart Village Nusantara (smartvillagenusantara.id) yang merupakan perluasan dari proyek Smart City Nusantara.

Menurut penjelasan yang tercantum di laman Smart village Nusantara, disebutkan bahwa Smart Village Nusantara merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, efisiensi dan kemampuan kerja dalam memberikan pelayanan yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan kehidupan masyarakat desa khususnya pada aspek Tata Kelola, Tata Niaga dan Tata Sosial desa.

Untuk memulai proyek ini PT Telkom Indonesia telah melakukan banyak eksplorasi dan analisis, social mapping, survey serta validasi untuk bisa menentukan desa mana yang tepat digunakan untuk pertama kalinya sebagai desa piloting Smart Village Nusantara. Dengan mempertimbangkan aspek Aktor, Asset dan Arena, akhirnya terpilih lima desa yaitu: Desa Kemuning-Kabupaten Karanganyar, Desa Pangandaran- Kabupaten Pangandaran, Desa Sambirejo – Kabupaten Sleman, Desa Palasari – Kabupaten Subang, dan Desa Ranupani – Kabupaten Lumajang.

Tentu sebuah kehormatan dan kebanggaan salah satu desa di lereng Gunung Lawu ini terpilih sebagai salah satu desa percontohan proyek digitalisasi desa ini. Lantas bagaimana proses digitalisasi itu telah berjalan?

Program Digitalisasi Desa adalah salah satu prioritas penggunaan Dana Desa. Kepala Desa Kemuning Widadi Nur Widyoko menjelaskan banyak hal mengenai perkembangan dan manfaat yang dirasakan dengan adanya Smart Village Nusantara Desa Kemuning yang mencakup Smart Government, Smart Economy dan Smart Society.

Jadi penggunaan anggaran Dana Desa (DD) ini merupakan pendamping Program Inkubasi dari PT.Telkom Indonesia (pendanaan dari PT Telkom). Penggunaan dana desa ini bertujuan agar Smart Village Nusantara ini bisa lebih bermanfaat lagi untuk masyarakat.

Pemerintah Desa Kemuning akan menambahkan cctv, pengadaan e-Poss untuk loket wisata dan mengadakan beberapa pelatihan guna mendukung kebutuhan warga khususnya untuk pemulihan ekonomi.

Sumber: Smart Village Nusantara

Proyek digitalisasi desa ini langsung dirasakan dampaknya bagi Desa Kemuning. Di tahun 2021 Desa Kemuning masuk 20 Finalis Desa Wisata Award 2021 yang diselenggarakan oleh Yayasan Bakti BCA (CSR Bank Bank Central Asia).

Desa wisata Kemuning ini masuk dalam tiga besar finalis kategori desa wisata berbasis digital
Nantinya, dari tiga besar finalis desa wisata berbasis digital ini akan dipilih satu desa wisata terbaik.

Menurut informasi, 20 finalis Desa Wisata Award itu terbagi dalam empat kategori yakni kategori Desa Wisata Berbasis Alam, Desa Wisata Berbasis Budaya, Desa Wisata Berbasis Kreatif dan Desa Wisata Berbasis Digital.

Desa Kemuning masuk dalam kategori Desa Wisata Berbasis Digital. Hal ini karena Desa Kemuning merasa sudah mulai merintis digitalisasi pengelolaan desa wisata, berbarengan dengan digitalisasi Desa Kemuning melalui proyek Smart Village Nusantara tersebut.

Dari 20 finalis itu, jumlah desa wisata yang lolos dalam kategori Desa Wisata Berbasis Digital paling sedikit yakni hanya tiga desa sehingga nantinya hanya dipilih satu finalis terbaik. Tiga desa finalis tersebut adalah Desa Wisata Tingkir Lor (Jawa tengah, Desa Kemuning (Jawa tengah) dan Desa Nglingof (Maluku).

Digitalisasi itu diantaranya meliputi sistem tiket masuk elektronik, pengukuran arus untuk wisata tubing, pengukuran kecepatan angin, pemasangan wifi dan CCTV di sejumlah lokasi.

Dari sisi antisipasi keamanan, dengan adanya pengukur arus tubing, kalau ada arus besar dari atas bisa segera diantisipasi. Lalu, pengukur kecapatan angin untuk paralayang dan CCTV untuk memantau kerumunan.

Digitaliasi itu, dikontrol secara terpusat di ruang pengendali sehingga segala sesuatu dapat dipantau dan diketahui datanya secara riil.

Melalui tiket elektronik misalnya, bisa diketahui jumlah kunjungan wisata hari ke hari secara realtime.

Datanya tersedia sampai ke hitungan detik. Sehingga saat diminta data pengunjung oleh Dinas Pariwisata, bisa diberikan data yang valid dan cepat.

Redaksi

staf redaksi sukuh.com

Recent Posts

Pabongan Orchid, Berbisnis Cantiknya Anggrek di Lereng Lawu

Menurut Badan Pusat Statistik, anggrek adalah komoditi andalan sektor florikultur atau tanaman hias. Tanaman ini…

12 months ago

Inilah Jenis Anggrek Alam yang Paling Banyak Tumbuh di Lereng Gunung Lawu

Dilihat dari aspek ekonomi anggrek merupakan tumbuhan dengan nilai estetika tinggi yang menarik orang untuk…

2 years ago

Pordjo Abdul Ghani, Trah Berpengaruh di Lereng Barat Gunung Lawu

Tanah lereng Gunung Lawu bagian barat adalah tempat lahirnya komunitas-komunitas besar yang kalau ditelusuri hingga…

2 years ago

Dikotomi Lor Kali – Kidul Kali: Antara Mitos dan Realitas

Ketika suatu wilayah dilintasi sebuah sungai atau kali maka akan terjadi pembelahan wilayah tersebut menjadi…

2 years ago

Jalak Gading, Burung Pemandu Jalan Pendaki Gunung Lawu

Pengelola wahana wisata Cemoro Kandang Park, Anis Susilowati memamerkan foto seekor burung kepada kolega dan…

3 years ago

Dari Inkubasi Bisnis Sampai Bukit Paralayang Segorogunung

Di Desa Segorogunung, transformasi pemberdayaan masyarakat desa dan mengkaitkannya dengan pengembangan wisata desa dilakukan secara…

3 years ago